Asmadi Wiryomiharjo (Kucing)


 Dilahirkan di Bondowoso tanggal 29 Desember 1928. Ketika Proklamasi Kemerdekaan berusia 17 tahun dan baru naik kelas 3 SMP atau Syoto Chugakko di Probolinggo. Dalam Gakkutotai ia ikut menggerogoti kekuasaan Jepang dan menyerbu markas Kenpetai di kotanya. Awal November 1945 mengikuti Laskar Gasema (Gabungan Sekolah Menengah) Malang. Berangkat ke Surabaya bergabung dengan TKR Pelajar Staf I di Darmo dan ditempatkan di Reiners Boulevard.

Ikut pertempuran 10 November hingga meninggalkan kota Surabaya pada awal Desember 1945. Bulan Februari 1946 mengikuti Pasukan Kader TRIP di Jetis (Mojokerto) dan dikirim ke front Kedamean. Kemudian tergabung dalam Batalyon 5000 TRIP Jawa Timur di Malang.

Kembali ke bangku sekolah, lulus SMP 1946 dan melanjutkan ke SMT Malang. Ketika pecah Perang Kemerdekaan Pertama ikut bertempur di kota Malang, kemudian secara teratur dikirim ke berbagai front di Jawa Timur. Tergabung dalam Kompi Detasemen I di Blitar dengan tugas belajar.

Ketika meletus pemberontakan PKI/FDR di Madiun, ikut menyerbu pengikut PKI/FDR di Blitar Utara. Selama Perang Dunia Kedua ikut bergerilya di Wlingi Utara dan kemudian di Blitar Utara. Setelah pengakuan kedaulatan kembali ke bangku sekolah dan lulus SMA Peralihan Blitar akhir tahun 1950. Tanggal 31 Januari 1951 TNI Brigade 17 Detasemen I TRIP Jawa Timur didemobilisasikan. Pilihan beliau melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi UI.

Selama kuliah tinggal di Jakarta dan lulus tahun 1955. Menikah dengan RA Sri Sajekti Hardjosoewito (pegawai SekNeg) tahun 1956 dan tinggal dirumahnya di Jl. Pembangunan II Jakarta (Gajah Mada Plaza sekarang). Di rumah itu tempat singgahan sementara teman teman TRIP yang merantau ke Jakarta.

Ada cerita lucu dan mengesankan saat berjuang bersama teman TRIP. Waktu beristirahat sejenak (saat pertempuran) melihat teman-temannya kelaparan, beliau teringat di rumah keluarga ibunya (Soedirdjo Atmodjo) ada pohon pisang raja yang sedang ranum. Beliau segera berlari pulang walau jaraknya hampir 2km. Dan kembali lagi dengan membawa pisang raja beserta pohon-pohonnya (maklum tidak bawa golok) kemudian makanlah semua prajurit TRIP dengan lahapnya. Karena itulah mendapat sebutan “Kucing”. Hampir 1 bulan lamanya ketika beliau pulang ke rumah keluarga sang ibu, diberitahu ibu ada pisang sak pohon-pohonnya hilang yang seharusnya mau dibuat keripik pisang.

Bekerja di PN Gaja Motor Jakarta, kemudian menjadi Astra International hingga akhir hayatnya. Menjadi Ketua Primer KOSGORO Jakarta Utara tahun 1967, Ketua II Pusat KOSGORO Jakarta Barat 1967.

Pengarang Buku “Sangkur dan Pena” penerbit PT. Indira Jakarta (cetakan pertama 1980, cetakan kedua 1982, cetakan ketiga 1985, terakhir diminta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan tidak diperdagangkan lagi)

Pengarang Buku “Pelajar Pejuang” penerbit Sinar Harapan Jakarta (1985)

Wafat di Jakarta 18 Maret 1990.

Ditulis Oleh Gatari Asriwulan

Post a Comment

0 Comments

Ad Code

Responsive Advertisement